Nama : Laras Sati
Kelas :
4PA08
NPM :
14512161
Mata Kuliah : Sistem Informasi Psikologi
Artificial
Intelligence
Sejarah Artificial intelligence
Artificial intelligence sebenarnya
sudah ada lama sekali (jaman Yunani gitu). Pada 19 dan 20 abad, makhluk buatan
telah menjadi fitur umum dalam fiksi, seperti dalam Mary
Shelley 's Frankenstein atau Karel
Capek 's RUR (Universal Robots Rossum 's). Pamela
McCorduck berpendapat bahwa semua ini adalah contoh dari dorongan kuno ,
saat ia menjelaskan hal itu, "untuk menempa para
dewa". Kisah-kisah tentang makhluk dan nasib mereka mendiskusikan
banyak harapan yang sama, ketakutan dan kekhawatiran etis yang
disajikan oleh kecerdasan buatan. (untuk lebih mudah nonton film Tron dan Avenger,
rumor tentang dewa-dewa Yunani menjadi sangat modern dan keren).
Tahun
|
Kejadian
|
awal abad
17
|
René
Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan
hanya mesin-mesin yang rumit
|
Abad 17
|
Filsuf-filsuf
seperti Aristoteles dan Plato telah berfikir tentang Maid and Brain.
|
1642
|
Blaise
Pascal menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama
|
Abad 19
|
Charles
Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang
dapat diprogram.
|
1943
|
Warren
McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis Gagasan
yang tetap ada dalam Aktivitas " dan meletakkan pondasi untuk jaringan
syaraf.
|
1950-an
|
periode
usaha aktif dalam AI
|
1951
|
Program AI
pertama yang bekerja untuk menjalankan mesin Ferranti
MarkI di University of Manchester (UK): sebuah program permainan
naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan
catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz.
|
1955
|
John
McCarthy , yang menciptakan istilah AI, dan mendefinisikan sebagai
"ilmu dan teknik membuat mesin cerdas."
|
1956
|
John
McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi
pertama di kampus Dartmouth College, kemudian John
McCarthy , Marvin Minsky, Allen Newell dan Herbert
Simon , menjadi pemimpin penelitian AI selama beberapa dekade.
|
1960-an,
|
penelitian
di AS tengah gencar didanai oleh Departemen Pertahanan dan
laboratorium telah didirikan di seluruh dunia. Pendiri AI yang sangat
optimis tentang masa depan bidang baru
|
1960-an
dan 1970-an
|
Joel
Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk
mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis
pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika
|
1974
|
Paul John
Werbos pertama kali menerangkan jaringan syaraf dengan algoritma
perambatan balik.
proyek-proyek
yang lebih produktif, baik pemerintah AS dan Inggris dipotong off semua
penelitian eksplorasi diarahkan dalam AI
|
1980-an
|
penelitian
AI dihidupkan kembali oleh keberhasilan komersial sistem
pakar ,sebuah bentuk program AI yang disimulasikan pengetahuan dan
kemampuan analisis dari satu atau lebih pakar manusia.
|
1985
|
Pasar
untuk AI telah mencapai lebih dari satu miliar dolar. Jepang generasi
kelima komputer proyek terinspirasi pemerintah AS dan Inggris untuk
mengembalikan dana untuk penelitian akademis di lapangan
|
1987
|
Mesin
Lisp pasar runtuh, AI sekali lagi jatuh ke dalam kehinaan, dan, kedua
lebih lama
|
1990-an
|
perolehan
besar dalam berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi
|
1997
|
Deep
Blue, sebuah komputer permainan catur, mengalahkan Garry
Kasparov dalam sebuah pertandingan 6 game yang terkenal
|
awal abad
21
|
AI
mencapai keberhasilan yang terbesar, meskipun agak di belakang
layar. Kecerdasan buatan digunakan untuk logistik, data
mining , diagnosa medis . dan banyak daerah lain di seluruh
industri teknologi
|
2004-sekarang
|
sebuah
pacuan kendaraan dikemudikan sendiri tanpa komunikasi dengan manusia,
menggunakan GPS, komputer dan susunan sensor yang canggih,
melintasi beberapa ratus mil daerah gurun yang menantang.
|
Klasifikasi Artificial Intelligen yang cerdas
Artificial
intelligen sendiri mirip manusia, mereka memiliki standar untuk menjadi “kecerdasan
buatan”. Jadi tidak semua mesin bisa di bilang pintar. Misalnya, Program
dikatakan cerdas apa bila program tersebut dapat menarik kesimpulan tertentu
dari sejumlah data atau fakta yang diketahui. Namun, disamping itu, kata program kurang
cocok untuk menjadi definisi AI (artificial intelligence) lebih cocok di
definisikan dengan kata “pemikir”.
Jadi ada
tiga elemen untuk menentukan progran cerdas atau tidak, program yang dapat
menarik kesimpulan yang logis dari sejumlah fakta. Contoh paling mudah adalah
game, saat kita bermain game melawan komputer maka ada pilihan tingkatan
kesulitan dan program dapat memilih langkah yang paling baik (sesuai tingkatan
kesulitan) untuk melawan manusia dalam game. Program tersebut harus dapat
memperbaharui pengetahuan, seperti fakta (data) dan alur berfikir (aturan).
Contoh yang
paing mudah hight score pada games, akan selalau berubah jika kita memainkan
game tersebut. Program dapat mengingat apa yang pernah dialaminya, mungkin AI
yang mempunyai kemampuan ini dibilang sudah masternya. Contohnya, saat
menggunakan internet seperti Google Crome, kali kita menekan CTRL + H
makan akan muncul History, yaitu sejarah pencarian data kita di internet.
Tujuan Artificial Intelligence
Membuat
komputer lebih cerdas, misalnya mengenbangkan fungsi komputer, bukan
hanya untuk tempat mengetik namun juga dapat menjadi pemutar musik mp3.
Mengerti
tentang kecerdasan, yang dimaksud dari kecerdasan adalah kemampuan
untuk belajar dan mengerti dari pemahaman, memahami pesan yang kontradisi dan
ambigu, menanggapi dengan cepat dan baik atas situasi yang baru, menggunakan
penalaran dalam memecahkan masalah serta menyelesaikannya secara efektif.
Membuat
mesin lebih berguna, misalnya menggunakan internet, tanpa internet
komputer hanya berfungsi sebagai tempat kerja atau alat mengetik, nbamun dengan
menggunakan internet komputer bisa sekaligus digunakan untuk mencari informasi.
Sebenarnya
tujuan dasar AI adalah untuk membantu pekerjaan manusia. Namun, bukan hanya
itu, kecerdasan buatan adalah wujud dari kepintaran manusia. AI sendiri di
ciptakan mengikuti cara berfikir manusia., yaitu input bagi manusia menerima
informasi, prosessing bagi manisia memproses, adap tasi, asimilasi atau
akomodasi, kemudian output bagai manusia itu seperti ide, pendapat atau
penyelesaian masalah. Melihat dari ciri-ciri ini saja sudah sangat terlihat
kecerdasan AI adalah tiruan dari kecerdasan (kognisi) Manusia.
Klasifikasi
program Artificial Intelligence
1.
Permainan games, contoh gampangnya catur,
soliter, spiders, dan lain-lain.
2.
Theorem proving and automated
reasioning (Pembuktian teorema dan penalaran terotomatis). Contohnya
program Simon’s Logic Theorist yang memiliki manfaat untuk membuktikan suatu
dalil matatematis dari sejumlah aksioma.
3.
Expert System (Sistem pakar), seperti software DENDRAL yanbg
berguna untuk menetapkan struktur suatu molekul arganik dari data spektroskopi
massa dan rumus kimianya. /shock
4.
Natural language Understanding and semantic medeling (Pemrosesan
bahasa Alami dan peniru semantik), seperti penerjemahan dari satu bahasa ke
bahasa lain.
5.
Human performence modeling (Peniru prilaku manusia),
peranghkat lunak yang dapat meniru prilaku manusia dewasa ini dipakai oleh para
psikolog untuk menganalisis teori Freud dan berbbagai teori psikologi lainnya.
6.
Robotic and planning (Robotika dan perencanaan),
seperti robot-robot untuk industri. (lihat film Cyborg She)
Hubungan Artificial Intelligence dengan
Kognisi Manusia
Kognisi
manusia adalah aktifitas mental yang menggambarkan pemerolehan, penyimpanan,
transformasi dan menggunakan pengetahuan. Pengenalan pola seperti menafsirkan
rupa-rupa garis dan baris yang membentuk huruf dan kata. Otak manusia secara
aktif mengolah info yang diterima dan mengubah dalam bentuk dan kategori yang
baru.
Secara
etimologis kognisi yang bahasa inggrisnya “Cognitive” berasal
dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Beberapa tokoh
penting juga ikut mengutarakan definisi menurut fersinya masing-masing
diantaranya Gagne yang mengatakan “Koginisi merupakan proses yang terjadi
secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang
berpikir”. Neisser, mengatakan “cognition (kognisi) adalah perolehan,
penataan, dan penggunaan pengetahuan”
Dalam wikipedia sendiri kognisis manusia di
definisikan sebagai kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas
mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan
berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan
sebagai kecerdasanatau inteligensi. Selain itu banyak bidang ilmu yang
mempelajari kognisi beragam, seperti psikologi, filsafat,
komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan (AI).
Komputer
Berbasis silikon (jenis von Neumann)
|
Otak
berbasis karbon (manusia)
|
|
Kecepatan
proses
|
Dalam
nanodetik
|
Dalam
milidetik sampai beberapa detik
|
Jenis
|
Rangkaian prosesor
(kebanyakan)
|
Prosesor
parallel (kebanyakan)
|
Kapasitas
Penyimpanan
|
Sangat
besar, untuk informasi berkode digital
|
Sangat
besar, untuk informasi visual dan linguistik
|
Kerjasama
|
Sangat
patuh
|
Cukup
kooperatif
|
Kemampuan
belajar
|
Sesuai
aturan yang ditetapkan
|
konseptual
|
Fitur
unggulan
|
Mampu
memproses data yang banyak dalam waktu yang singkat, efisian dalam biaya,
sudah teratur, mudah dirawat, dan bisa ditebak
|
Mampu
membuat penilaian, kesimpulan, dan penyamarataan dengan mudah. Pergerakannya;
memiliki bahasa, percakapan, vision dan emosi
|
Fitur
terburuk
|
Tidak
mampu belajar sendiri dengan cepat; memliki kesulitan dengan tugas kognitif
manusia yang rumit, seperti pemahaman bahasa dan produksi.
|
Memiliki
kapasitas penyimpanan dan pemrosesan informasi yang terbatas; pelupa dan
cukup mahal dalam pemenuhan permintaan makanan, tidur, suhu udara.
|
Kognisi
Manusia dan Artificial Intelligence
Dari definisi kognitif manusia di atas, akan ditemukan hubungan antara
kognisi manusia dan AI. Untuk menjelaskan mengenai kognisis manusia yang rumit
saja terkadang dosen lebih mudah menjelaskan jika menghubungkannya
dengan artificial intelligence, karena AI memang benar
dibuat serupa dengan kognisi manusia namun dengan fersi yang lebih sederhana.
Kognisis manusia sangat mempengaruhi perkembangan AI, karena untuk mencapai
standar kecerdasan buatan yang berkualitas memerlukan pemahaman mengenai
kognisis manusia. Sehingga AI tidak akan mudah lepas dari kognisi manusia,
terutama di bagian arsitektur komputer. Hal ini sudah pernah di bahas pada
tugas sebelumnya. Untuk mengetahui lebih dalam hubungan anatar arsitektur
komputer dan kognisis manusia silahkan buka tugas saya yang sebelumnya.
Namun kedepannya, hubungan AI dan kognisis manusia akan saling
mempengaruhi, karena perkembangan kognisis manusia sekarang ini telah di
pengaruhi oleh kecerdasan buaatn yang kian berkembang. Misalnya saja, dulu
manusia untuk memeperoleh informasi sangat susah, sehingga manusia hanya sering
menggunakan fisik atau tenaga, namun manusia saat ini sangat mudah mencari
informasi sehingga kognisis manusia dulu dan sekarang saja sudah jauh berbeda.
Istilah para orang tua “anak lebih pandai dari orang tua” karena terkadang
anak-anak mereka lebih pandai karena memiliki informasi yang sangat banya
akibat berkembangnya AI ini. Jadi kedepannya kognisis manusia juga bisa
dipengaruhi oleh AI, bahkan mungkin bukan hanya kognisi namun fisik pun bisa
berpengaruh.
Ada bidang ilmu lain yang mempelajari hubungan antara kognisi manusia dan
komputer atau AI, yaitu kognitif sain (dalam bahasa Inggriscognitive scaince).
Sebenarnya kognitif sain adalah ilmu interdisipliner antara Filsafat (yang
merupakan induk dari ilmu-ilmu),Psikologi atau kognisi, AI, Antropologi,
Linguistik, dan neurosain (ilmu tentang syaraf). Dan adanya cabang ilmu ini
sangat mendorong kemajuan AI dan bidang-bidang lain tentunya.
Referensi
Ø Herianto, T.
(1993).teknik pemograman turmbo Prolog. Yogyakarta: AndiOffset.
Ø Kusrini, R.
(2006).Sistem pakar dan teori aplikasi. Yogyakarta: AndiOffset.
Ø Fattah, H,A.(2009).Rekayasa
sistem pengenalan wajah. Yogyakarta: AndiOffset.
Ø McLeod, Jr.,
Raymond., Schell, George.P. (2008). Sistem Informasi Manajemen.
Jakarta : Salemba Empat
Ø Ma’arif, M.
S., Tanjung, H.(2003). Manajemen Operasi. Jakarta :Gramedia
Ø Solso, R.
L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2009). Psikologi Kognitif.
Jakarta: Erlangga
Ø Matthews,
Robert. (2008). 25 gagasan Besar sains yang mengubah dunia kita.
Jakarta : Serambi Ilmu Semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar