Nama
: Laras Sati
Kelas : 2PA08
NPM : 14512161
Mata Kuliah : Psi & Teknologi Internet
Kelas : 2PA08
NPM : 14512161
Mata Kuliah : Psi & Teknologi Internet
-
Fenomena ketertarikan interpersonal
melalui internet
-
Hambatan atau keterbatasan saat
melakukan interpersonal online reaction
-
Perilaku negative yang dapat timbul dari
interpersonal online relation seperti cyber dan cyber flirting
-
Contoh kasus
Manusia di dalam
kehidupannya sehari-hari harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari
hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering
dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi merupakan medium
penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Melalui
komunikasi seseorang tumbuh dan belajar, menemukan pribadi kita dan orang lain,
kita bergaul, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain,
membenci orang lain dan sebagainya.
Pentingnya komunikasi bagi
manusia tidaklah dapat di pungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya komunikasi,
organisasi dapat macet atau berantakan.
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal
adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan
balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Misalnya
komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, dll.). Dengan
berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Dan dari situlah seseorang dapat berinteraksi dan dapat berinteraksi dengan
baik dengan umpan balik nya reaksi komunikasi yang bersifat personal.
Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet
Dalam berinternet para netter dibuai dengan banyaknya
fitur internet seperti mailing, chatting, gaming,
serta jejaring sosial. Dalam menggunakan fitur tersebut kita biasanya tidaklah
sendiri, melainkan kita bertemu netter lain baik secara langsung maupun tidak
dan karena hal tersebut muncullah komunikasi diantara para netter karena
desakan kebutuhan manusia seperti kebutuhan akan aktualisasi diri dan kebutuhan
akan eksistensi orang lain.
Dari komunikasi itulah timbul ketertarikan antara netter
satu dengan lainnya seperti seorang gamer
yang menjagokan karakter buatan orang lain yang jauh lebih kuat dari karakter
game yang ia buat, atau seorang pengguna jejaring sosial yang tertarik dengan
lawan jenis setelah melihat gambar profil
orang lain yang dianggapnya menarik, bahkan dengan fitur teleconference yang
juga disediakan dalam berinternet menambah peluang terjadinya ketertarikan
antara netter satu dengan lainnya.
Hambatan Psikologi dalam
Interpersonal-Relation
Sejalan dengan
berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu
relationship (hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan
kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak
sepenuhnya lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan
harus hancur karena beberapa hal contohnya :
Identitas yang
diPalsukan, dalam dunia maya seorang pria dapat menggunakan identitas palsu
seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau
bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang
telah menikah memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian
orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
Dan ada nya Komitmen yang
kurang terjamin, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah
pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya
seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan
melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering
terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim
atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya
itu menghilang atau tidak online lagi.
Kurang Berlakunya Norma dan
Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut
memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku
maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana
pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun
kontra.
Sejalan berkembangnya ketertarikan
interpersonal dalam internet muncullah suatu relationship (hubungan) seperti
pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih.
Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman,
bahkan ada beberapa
kejadian dimana suatu hubungan harus hancur karena beberapa hal yaitu :
A.
Identitas Palsu, dalam dunia maya seorang netter
dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas palsu yang dirancang
seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang tersebut memalsukan
sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikan memasang status single
pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau memudahkannya mencapai
sesuatu.
B.
Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya
komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat.
Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang
begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli
online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang
tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum
memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.
C.
Kurang Berlakunya Norma dan
Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana
situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama,
ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan
eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun
kontra.
Perilaku Negatif dalam Interpersonal Online-Relation
Selain adanya hambatan dalam
terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku
negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber flirting.
A.
Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di
internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki
hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri memiliki
akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan
selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan
mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
B.
Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam
dunia maya. cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring
sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang
membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber
flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika
dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku
negatif cyber flirting tersebut.
Computer Supported Cooperative Work
CSCW pertama kali digunakan oleh Irene
Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri
oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan
pekerjaan mereka. CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas
kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer.
Beberapa orang menyamakan CSCW dengan
groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud
nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi
mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek
yang timbul baik secara psikologi maupun sosial.
Dengan CSCW maka groupware dapat
dimaksimalkan dengan kakas dan teknik yang dikembangkan oleh CSCW tersebut.
Sehingga sistem kerja kelompok yang terkoneksi internet bisa dimaksimalkan
serta dicari pengembangannya lebih lanjut.
Teori-teori
keterkaitan interpersonal
1. Social Exchange Theory: Gagasan
bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya
mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan,
jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki
hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
2. Equity Theory: Gagasan
bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila pengalaman
rewards dan costs dan kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
Tujuan komunikasi interpersonal
1. Menemukan Diri Sendiri
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan
personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan
orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara
tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat
memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi
dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi
interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari
media massa, hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalami melalui interaksi interpersonal.
3. Membentuk Dan Menjaga
Hubungan Yang Penuh Arti
Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi
interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan
orang lain.
4. Berubah Sikap Dan Tingkah
Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan
tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang
tertentu, melihat film, menulis dan membaca buku, memasuki bidang tertentu dan
percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu
terlibat dalam posisi interpersonal.
5. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan
utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita
pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita lucu
pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan
yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di
lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi
menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam
interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang
teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang
sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Efektivitas komunikasi interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima
kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung
(supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).(
Devito, 1997, p.259-264 ).
1.
Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga
aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang
efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah
berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri
ini patut. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada
umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi
secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal
ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidakacuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan
dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek
ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974).
Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang
anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara
terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai
”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang
lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau
merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti
orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang
sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan
mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal
maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah
dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata,
postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau
belaian yang sepantasnya.
3.
Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan
dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang
perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategi, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4.
Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi
interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2)
secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika
seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan
positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi
yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan
terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan.
Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau
lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga,
dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan.
Dalam
suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Bicara tentang ketertarikan
interpersonal dalam internet, Komputer merupakan media komunikasi yang
memberikan tempat baru bagi pengaruh keakraban. Kenyataannya, seseorang dengan
jarak ribuan mil menjadi tidak berarti dengan adanya internet walau tidak bisa
bertemu. Keakraban dan jarak fungsional ditentukan oleh layar komputer. Apakah
terdapat perbedaan antara hubungan yang dijalin via computer dibanding dengan
yang dibentuk dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja iya, karena
ketika berjumpa melalui internet, ketertarikan berkembang melalui kualitas
percakapan, sedangkan mereka yang berjumpa secara langsung dengan tatap muka
ketertarikannya lebih tergantung pada daya tarik fisik (Mc Kenna, Green, &
Gleason, 2002).
Jika kita bertemu dengan
orang baru secara tatap muka kita segera melihat penampilan fisiknya.
Sebaliknya, ketika orang bertemu online, mereka dapat menyembunyikan
tampangnya dan ciri lain yang mungkin menurunkan daya tariknya, seperti rasa
gugup saat berada dalam situasi sosial. Anonimitas internet dapat memudahkan
orang untuk mengungkapkan informasi personalnya. Sebagai akibatnya, individu
mungkin merasa bahwa mereka lebih mampu mengekspresikan aspek-aspek penting
dari diri riil mereka saat berinteraksi melalui internet. Katelyn McKenna dan
rekannya (2002) memperkirakan bahwa orang mungkin menjalin persahabatan awal
dengan cepat secara online ketimbang melalui tatap muka.
Melalui internet orang
dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa
komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang
tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau
beberapa komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace,
Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan
dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila
bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata.
Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan dengan
orang lain secara online.
Kecanduan ini secara
bertahap akan membuat individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal
melalui online dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian
menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace
(seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb)
memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan
tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata.
Minimnya komunikasi verbal,
dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi
tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang,
1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman
teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu
takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi
dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang
sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Dalam beberapa hal,
beberapa individu juga cenderung untuk menutup dirinya dan bersikap bohong,
dimana kata-kata teks yang diungkapkan tidak sesuai dengan perilakunya dalam keseharian,
kejadian ini akan terus berlanjut selama komunikasi di internet terus
dilakukannya. Teks juga hanya memberikan pemahaman yang tidak memadai dalam
memahami sebuah kondisi emosional, kesalahan dalam interpretasi sering terjadi
dibandingkan dengan kondisi nyata (real life). Kondisi-kondisi ini akan menjadi
tantangan bagi pengguna internet untuk terus melibatkan dirinya secara online
lebih mendalam.
Oleh karna itu, maafkanlan internet dengan
sebaik-baiknya, jangan menyimpang dari internet dan ambil yang bersifat psoitf
dan jadikan pelajaran untuk kita semua.
Sumber :
-
http://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-interpersonal/
-
Sarwono, Sarlito Wirawan. 1999. Psikologi
Kelompok dan Psikologi Terapan. Jakarta: Balai Pustaka
-
nilam.staff.gunadarma.ac.id/
-
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar