Senin, 29 Oktober 2012

Ilmu Budaya Dasar 2


Nama          : Laras Sati
Kelas          : 1PA01
NPM          : 14512161
Tugas 2      : Ilmu Budaya Dasar

1.      Cinta menurut  Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki 3 unsur yaitu:
A.    Keterikatan (cinta sejati) adalah hubungan psikologis yang diskriminatif dan spesifik, dan mengikat seseorang dengan orang lain dalam rentang waktu dan ruang tertentu.
-          Manusia yang tidak bisa terlepas dari yang nama-Nya Tuhan Yang Maha Esa karena setiap harinya manusia selalu berhubumgam dengan Tuhan bisa dengan melalui sebuah doa
-          Hubungan anak dengan seorang  ibu yang tidak akan bisa dipisahkan karena ibu merupakan sosok pribadi yang sangat berarti dan merupakan orang yang telah melahirkan dan membesarkan kita
B.     Keintiman (cinta saudara) adalah mengacu kepada perasaan saling percaya, terbuka dan saling berbagi dalam suatu hubungan.
-          Hubungan kakak beradik yang saling mengasihi karena merupakan sesama saudara  dan harus membangun cinta kasih yang baik
-          Seharusnya kita antar sesama umat beragama saling menghargai dan menghormati satu sama lain dan tidak membeda-bedakan
C.     Kemesraan (cinta rayuan) adalah perwujudan kasih sayng yang mendalam.
-          Seorang anak yang biasanya menginginkan sesuatu pasti mencoba untuk bersikap baik dan mencoba untuk merayu orang tua yang menjadi pusat kehidupannya
-          Seseorang yang biasanya sedang jatuh cinta pasti akan merasa bahwa pasangannya adalah orang yang terbaik dan setiap pasangan pasti mencoba tuk memberikan sesuatu hal yang dianggap bisa membuat pasangannya bahagia walaupun bersifat sementara

2.      Keindahan adalah sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
A.    Nilai estetika keindahan adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan
-          Kebanyakan manusia jika sedang senang ataupun susah biasanya mengekpresikan dirinya dengan sebuah lagu yang bisa mendukung apa yang sedang dirasakan
-          Manusia yang biasanya sedang merasakan senang ataupun sedih biasanya selalu mencoba untuk mengunjungi tempat yang indah seperti gunung yang memiliki pesona alam yang alam
B.     Keserasian dalam keindahan adalah keharmonisan, kesepadanan, keselarasan dalam sebuah nilai yang dipandang indah.
-          Lagu dan musik yang biasanya dipadukan secara bersamaan untuk menghasilkan karya yang selaras

3.      Penderitaan adalah menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
A.  Contoh penderitaan
-          Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya
-          Kurangnya tempat penyediaan sampah
B.     Sebab penderitaan
-          Sampah yang bertumpukkan membuat suasana lingkungan tidak  terasa nyaman
-          Sampah yang banyak tidak dikelola dengan baik
C.     Pengaruh penderitaan
-          Menimbulkan bau  yang tidak  sedap
-          Sampah yang banyak menjadi tidak teratur karena  menjadi tempat para hewan ataupun serangga
-          Sampah yang berserakan membuat sumber penyakit yang bisa merugika warga sekitar 

Ilmu Budaya Dasar 2


Nama          : Laras Sati
Kelas          : 1PA01
NPM          : 14512161
Tugas 2      : Ilmu Budaya Dasar

1.      Cinta menurut  Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki 3 unsur yaitu:
A.    Keterikatan (cinta sejati) adalah hubungan psikologis yang diskriminatif dan spesifik, dan mengikat seseorang dengan orang lain dalam rentang waktu dan ruang tertentu.
-          Manusia yang tidak bisa terlepas dari yang nama-Nya Tuhan Yang Maha Esa karena setiap harinya manusia selalu berhubumgam dengan Tuhan bisa dengan melalui sebuah doa
-          Hubungan anak dengan seorang  ibu yang tidak akan bisa dipisahkan karena ibu merupakan sosok pribadi yang sangat berarti dan merupakan orang yang telah melahirkan dan membesarkan kita
B.     Keintiman (cinta saudara) adalah mengacu kepada perasaan saling percaya, terbuka dan saling berbagi dalam suatu hubungan.
-          Hubungan kakak beradik yang saling mengasihi karena merupakan sesama saudara  dan harus membangun cinta kasih yang baik
-          Seharusnya kita antar sesama umat beragama saling menghargai dan menghormati satu sama lain dan tidak membeda-bedakan
C.     Kemesraan (cinta rayuan) adalah perwujudan kasih sayng yang mendalam.
-          Seorang anak yang biasanya menginginkan sesuatu pasti mencoba untuk bersikap baik dan mencoba untuk merayu orang tua yang menjadi pusat kehidupannya
-          Seseorang yang biasanya sedang jatuh cinta pasti akan merasa bahwa pasangannya adalah orang yang terbaik dan setiap pasangan pasti mencoba tuk memberikan sesuatu hal yang dianggap bisa membuat pasangannya bahagia walaupun bersifat sementara

2.      Keindahan adalah sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
A.    Nilai estetika keindahan adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan
-          Kebanyakan manusia jika sedang senang ataupun susah biasanya mengekpresikan dirinya dengan sebuah lagu yang bisa mendukung apa yang sedang dirasakan
-          Manusia yang biasanya sedang merasakan senang ataupun sedih biasanya selalu mencoba untuk mengunjungi tempat yang indah seperti gunung yang memiliki pesona alam yang alam
B.     Keserasian dalam keindahan adalah keharmonisan, kesepadanan, keselarasan dalam sebuah nilai yang dipandang indah.
-          Lagu dan musik yang biasanya dipadukan secara bersamaan untuk menghasilkan karya yang selaras

3.      Penderitaan adalah menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
A.  Contoh penderitaan
-          Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya
-          Kurangnya tempat penyediaan sampah
B.     Sebab penderitaan
-          Sampah yang bertumpukkan membuat suasana lingkungan tidak  terasa nyaman
-          Sampah yang banyak tidak dikelola dengan baik
C.     Pengaruh penderitaan
-          Menimbulkan bau  yang tidak  sedap
-          Sampah yang banyak menjadi tidak teratur karena  menjadi tempat para hewan ataupun serangga
-          Sampah yang berserakan membuat sumber penyakit yang bisa merugika warga sekitar 

Jumat, 19 Oktober 2012

Ilmu Budaya Dasar 1


Nama                    : Laras Sati
Kelas                    : 1PA01
NPM                     : 14512161
Mata Kuliah          : Ilmu Budaya Dasar
TUGAS 1
Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dilingkungan saya adalah pembetulan jalan yang harus dilakukan setiap tahunnya. Karena jalanan sebuah perkampungan yang umumnya sering dilewati dan digunakan oleh warga setiap harinya, membuat jalanan sering rusak. Dan keadaan ini membuat pemerintah harus memperbaiki jalanan itu untuk setiap tahunnya. Karena memang jalanan merupakan sarana dan prasarana yang umum untuk masyarakat. Yang dimana perbaikan jalanan  umum ini berupa perbaikan jalanan yang berlubang dan berupa penaikan jalanan sekitar beberapa cm. Kerusakan ini  umumnya terjadi karena seringnya dilewati oleh kendaraan-kendaraan besar yang membawa banyak muatan yang melebihi kapasitas. Karena biasanya sebuah jalanan umum  memiliki bobot maximal untuk bisa dilewati oleh setiap kali kendaraan  yang melaju dan melewati.
Nilai Positif: Karena jalanan yang sudah tidak berlubang lagi membuat masyarakat menjadi lebih aman untuk melewati jalan tersebut tanpa dibayangi rasa takut untuk terjadinya kecelakaan.
Nilai Negatif: Karena perbaikan jalan yang berlangsung terlalu lama membuat aktifitas warga sekitar menjadi sedikit terhambat karena harus melewati jalan lain.

TUGAS 2
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan adalah faktor grobalisasi. yang membuat masyarakat sekarang tidak bisa lepas dari yang namanya teknologi modern. Dan factor dari alam berupa sebuah bencana alam yang terjadi dan akhirnya akibat bencana tersebut, merubah bangunan yang dulunya adalah rumah adat menjadi rumah modern.
Contoh Faktor Grobalisasi:
1.      Penggunaan alat komunikasi berupa handphone
Nilai Positif: Bisa sebagai alat komunikasi jarak jauh
Nilai Negatif:  Masyarakat terlalu mendarah dagung dan tidak bisa lepas dari yang namanya alat komunikasi

2.      Minimnya lagu anak-anak di jaman sekarang
Nilai Negatif: Anak-anak menjadi lebih dewasa sebelum waktunya
Contoh Faktor Bencana Alam:
1.      Rumah Adat
Nilai Negatif: Menjadikan generasi berikutnya tidak mengetahui dengan secara rinci seperti apa rumah adat masing –masing daerah itu

TUGAS 3
PUISI 1
LAKSANA CINTAMU
Oleh: Fatkuryati
Ibu,,
jika memang dengan aku menjelma angin,
lantas kau dapat merasakan kesejukan itu,,
akan ku lakukan itu untukmu,,
aku tak tau akan seberapa berharganya hidupku bila tanpamu..
Karena Yang ku tau,,
kau mampu membuat cinta ini semakin besar..
Kau t’lah banyak berjuang untukku,, untuk nafasku..
Kalaupun aku bisa menciptakan sedikit senyuman itu,,
mungkin itu tak kan pernah sebanding dengan apa yang kau lakukan untuk hidupku..
Aku selalu berharap,, Tuhan tak pernah ambil senyum itu darimu
Percayalah,,
aku mencintaimu dengan hati,,
dengan hati yang tak bisa ku sematkan pada wanita selainmu
dan aku menyayangimu dengan nada,,
dengan nada yang tak bisa ku harmonikan pada yang lain..
Diambil dari: Puisi-Puisi Fakturyati
Nilai budaya yang dapat diambil adalah kasih sayang, cinta, dan pengorbanan
Nilai Positif: Pengorbanan, cinta, dan kasih sayang  seorang ibu yang takkan tergantikan dengan apapun juga yang ada di dunia ini

PUISI 2
PUISI UNTUK SAHABAT
Sahabatku...
Seberat apapun masalahmu
Sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlali darinya
ataupun bersembunyi
agar kau tak akan beretemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat....
seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemanimu
dalam sebuah episode kehidupanmu

Sahabatku...
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkania masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan

Sahabat...
dengan begitu
spulangnya ia dari rumahmu
akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar
dalam semua keadaan
dan kaupun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat...
kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam
Nilai budaya yang dapat diambil adalah kesetiaan, keberanian, murah hati, kesabaran dan ketegaran
Nilai Positif: Seorang sahabat seharusnya saling menguatkan dan membantu satu sama lain dalam berbagai macam situasi dan keadaan baik suka maupun duka

PROSA 1
FIKSI | 23 April 2011 | 20:35
Di balik bukit nan hijau, ada satu desa yang sangat indah dan damai. Di desa itu tinggalah seorang ibu bersama dua anak perempuan. Mariska  dan Priscilla dua gadis anak Bu Hermina itu sangat cantik nan rupawan. Mariska mempunyai wajah yang oval dan berkulit putih, sedangkan Priscilla berwajah bulat dan berkulit agak kecoklatan, tapi tetap manis. Suami bu Hermina telah lama tiada, semenjak Cilla dan Riska masih kecil, dan untuk menghidupi keluarganya bu Hermin berjualan sayuran di pasar.
Sejak pagi buta, bu Hermina beranjak ke pasar membawa dagangannya, seperti saat ini. Sebelum ke pasar di panggilnya Riska.
Riska !!! ” teriak bu  Hermin.                            
” Ya bu..” Riska tergopoh gopoh berlari dari arah dapur  mendekati ibunya.
” Ibu dah mau berangkat, jangan lupa mencuci baju dan juga memasak ” perintah bu Hermina pada Riska.
Riska hanya menjawab ” Ya bu, hati hati di jalan ya bu “. Riska anak gadis berumur 1o tahun yang sangat penurut dan baik hatinya. Dia anak yang lemah lembut lagi sopan berperilaku. Dan itu berbanding terbalik dengan adiknya,Cilla. Cilla berumur 8 tahun adalah anak yang manja dan suka berkata kasar dan keras baik pada kakaknya ataupun pada ibunya. Tapi walaupun Cilla suka memperlakukan kasar, Riska tidak sakit hati ataupun benci pada adiknya, dia tetap mengasuh adiknya dengan kasih sayang. Mmmm……..  memang Riska punya pribadi yang luar biasa baiknya.
Pagi ini setelah menyiapkan sarapan buat Cilla, Riska beranjak ke sungai hendak mencuci baju. Di panggilnya Cilla terlebih dahulu.
” Adik, kakak mau mencuci baju dulu, nanti setelah sarapan, boleh main tapi jangan jauh jauh dari rumah ya…?” pesan Riska pada adiknya.
” Biarin adik mau main kemana sesuka adik ” jawab Cilla ketus.
” Adik nggak boleh begitu sayang ” Riska sambil mengusap kepala adiknya, lalu beranjak pergi ke sungai.
Sambil bernyanyi riang Riska mencuci baju dengan cekatan. Yah…. suara Riska memang sangat merdu kalau menyanyi. Tiba tiba dia memekik kecil karena kakinya terantuk batu, dan tanpa sadar salah satu baju kebaya hijau milik ibunya terbawa arus sungai yang kali ini agak deras. Riska berusaha mengejar tapi karena di rasa kakinya sakit , dia kembali ke tempat semula lagi.
” Ah nanti aku bilang sama ibu kalau bajunya terbawa arus yang deras ini, semoga ibu memaafkan aku ” pikir Riska dalam hati.
Setelah selesai mencuci, Riska pulang dengan perasaan takut, dia mulai membayangkan kemarahan ibunya jika ibu tahu baju kebayanya terbawa arus sungai dan tak bisa di kejar olehnya. Tapi Riska tetap bertekad untuk jujur pada ibunya apapun kemarahan  yang akan di terimanya.
Sesampai di rumah, ternyata ibu telah pulang dari pasar. “Tumben pulang cepat ibu ” gumam Riska.
” Sudah pulang bu ” sapa Riska sambil menjemur pakaian yang baru saja di cuci.
” Ibu nggak enak badan ” jawab bu Herlin sambil mengawasi Riska.
” Hmmm bu.. saya mau bilang ” kata Riska bertekad berterus terang pada ibunya sekarang juga.
” Ada apa? kenapa kau terlihat ketakutan seperti itu? ” hardik bu Herlin.
” Emm… em …anu…. bu ” Riska tergagap ketakutan.
” Cepat katakan ” teriak Cilla yang kebetulan duduk di samping bu Herlin.
” Cepaaaaaaaaat ” bentak bu Herlin kembali.
” Emmm… baju kebaya ibu… ” kata Riska tercekat.
” Ada apa dengan baju ibu ? ” bu Herlin mendekat pada Riska ” cepat katakan ” lanjutnya semakin meninggi suaranya.
” Ha… hanyut ibu ” Riska menunduk penuh ketakutan ” maafkan Riska ” lanjut Riska.
” Apa?, kata maaf saja  belum cukup, sekarang juga kau cari baju ibu sampai ketemu ! ” perintah bu Herlin. ” Jangan pulang sebelum baju itu kau temukan “
Riska sedih dan menangis terisak, dari pagi tadi dia belum sempat sarapan kini perutnya sudah mulai melilit sakit. Tapi dia tak berani masuk rumah lagi. Segera di susuri kembali jalan menuju sungai. Dia ingin mengikuti arus  sungai dan berharap baju itu di temukan secepatnya.
Lama sudah Riska berjalan dan matahari sudah semakin meninggi. Riska terus berjalan sambil sepasang matanya tertuju pada aliran sungai itu. Tiba tiba di jumpainya seorang bapak tua sedang memandikan sapi. Riska bertanya sambil bernyanyi dengan merdunya
” Paman  yang sedang memandikan sapi, apakah melihat tadi ada sepotong baju hijau hanyut di sungai ini ?” merdu sekali suara Riska hingga membuat paman yang sedang memandikan sapi itu terpesona.
” Oh maaf adik, paman tidak melihatnya. Coba  kau berjalan lagi, nanti kau akan temui paman yang sedang memandikan kuda, cobalah kau tanya padanya ” saran paman yang memandikan sapi ini.
” Baiklah paman saya akan berjalan kembali, makasih ya paman ” ucap Riska penuh kesopanan.
” Semoga berhasil dik ” sahut paman.
Dan Riska mulai berjalan kembali, sebenarnya dia sudah tak kuat menahan lapar. tapi bila teringat kemarahan ibunya, dia menjadi semangat kembali melanjutkan pencarian baju itu.
Tak jauh dari tempat paman yang memandikan sapi, Riska melihat seorang paman yang memandikan kuda itu. Kembali Riska bernyanyi sambil bertanya pada paman itu.
” Paman yang memandikan kuda, apa tadi melihat ada baju hijau hanyut di sungai ini? “
” Oh tidak adik, paman baru saja sampai di sungai ini, coba kau tanya pada nenek yang sedang mencuci beras itu” paman itu menunjuk pada seorang nenek tua yang sedang mencuci beras di tepi sungai.
Setelah mengucapkan terima kasih pada paman yang memandikan kuda, Riska berjalan ke tempat seorang nenek yang sedang mencuci beras, dan kembali Risak bertanya sambil bernyanyi.
” Nenek yang baik hati, adakah engkau melihat ada baju hijau hanyut terbawa arus sungai ini “
” Ada cu, sudah nenek simpan di rumah, nanti nenek ambilkan. Tapi bentar ya nenek lagi mencuci beras ini” jawab nenek dangan terbatuk kecil, maklum nenek sudah tua sekali.
” Ah nek, bolehkah saya bantu cuci beras ?” Riska ingin membantu karena dia tak tega melihat nenek yang setua itu masih bekerja sendiri. Dan sekejab saja  beras sudah siap untuk di masak. Riska mengikuti nenek itu pulang kerumah, dia juga membantu nenek memasak nasi, lalu memasak sayur yang sudah di siapkan nenek tua itu. Karena Riska sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan itu jadi dia bisa secepatnya membantu sang nenek dalam menyiapkan makanan. Lalu mereka makan bersama.
Setelah  itu, sang nenek memanggilnya untuk masuk dalam kamarnya. Riska menuruti kata kata nenek, dan dia terkejut karena di dalam kamar nenek terdapat banyak sekali buah semangka.
” Cucuku yang manis, ini baju hijau milik ibumu itu ” kata nenek sambil menyerahkan baju hijau milik bu Herlin pada Riska.
” Syukurlah dapat di ketemukan,  terima kasih nek ” kata Riska sambil memeluk nenek.
” Dan ini sebuah semangka bawa satu buah sebagai hadiah dari nenek karena kau anak yang rajin dan baik hati ” nenek itu menyerahkan  satu buah semangka yang lumayan besar. ” Tapi ingat, semangka ini hanya boleh kau buka saat kau sudah menikah nanti ” pesan nenek kemudian.
” Wah nenek… ” kata Riska bahagia. ” Terima kasih nek ” lanjutnya dengan penuh riang gembira.
” Sekarang pulanglah, hari sudah beranjak sore ” kata nenek kemudian.
Setelah berpamitan, Riska pun berlalu pergi dari rumah sang nenek. Kembali di susuri jalan di tepi sungai  yang tadi di lewatinya.
Hari menjelang senja sewaktu Riska sampai di depan rumah. Bu Herlin dan Cilla menyambutnya di depan pintu.
” Riska, mana baju ibu ” teriak bu Herlin waktu Riska sudah mau melangkahkan kakinya masuk rumah.
” Ini ibu ” jawab Riska sambil memberikan baju hijau milik ibunya itu.
” Bagus, itu apa yang kau bawa, kamu mencuri semangka ya ? ” hardik bu Helin lagi.
” Semangka pemberian seorang nenek yang menemukan baju ibu ” jawab Riska dengan tergagap. Lalu Riska menceritakan kejadian demi kejadian sewaktu dia menyusuri sungai untuk mencari baju itu sampai saat dia di bertemu dengan nenek yang kemudian memberi semangka itu.
” Mari bawa sini ” bu Herlin merebut semangka yang berada dalam dekapan Riska. ” Kita potong Cilla, sana ambil pisau ke dapur Riska ” perintah bu Herlin lebih anjut.
” Ibu.. sesuai pesan nenek tadi, semangka hanya boleh di buka setelah Riska menikah bu ” jelas Riska sambil menahan isak.
” Ambil pisau ! cepat ! ” bentak bu Herlin tanpa menghiraukan isak Riska.
” Ibu, Riska mohon bu  ” Riska meratap pilu.
Tanpa menghiraukan tangisan Riska, bu Herlin dan Cilla masuk ke dapur berniat memotong semangka itu. Riska mengikuti dari belakang sambil terus terisak.
” Woooww…. emas  ! ” teriak bu Herlin terperanjat heran, karena begitu memotong semangka ternyata di dalam semangka itu berisi bermacam macam perhiasan yang terbuat dari emas. Bukan main girangnya bu Herlin dan Cilla, mereka berdua bernyanyi sambil mencoba perhiasan itu satu persatu.
Sekejab kemudian timbul niat buruk di dalam hati bu Herlin lalu dia berbisik pada Cilla. Rupanya bu Herlin masih belum puas dengan perhiasan yang ada di dalam semangka itu, lalu dia memerintahkan Cilla untuk berlaku sama dengan Riska. Yaitu dengan pura pura menghanyutkan baju lalu mencarinya ke tempat nenek tua yang memberi semangka. Dengan harapan  Cilla juga akan mendapatkan semangka sebagaimana Riska.
Pagi buta, bu Herlin sudah membangunkan Cilla, dan menyuruh anak kesayangannya itu berangkat ke sungai sambil membawa sepotong baju.Tapi dasar si Cilla ini anak pemalas, dengan cemberut dia memenuhi perintah ibunya.
” Ufh… masih ngantuk juga ” sungut Cilla
” Eh sayang, nggak boleh begitu, nanti kita akan mempunyai emas yang banyak, kita akan kaya ” kata bu Herlin menyemangati anak bungsunya itu.
Sesampai di sungai, segera saja Cilla menghanyutkan baju ibunya yang kali ini berwarna merah. Sejenak dia duduk lalu tertidur di semak semak di tepi sungai. Bu Herlin yang kemudian menyusul, membangunkan sambil menyuruh Cilla cepat cepat menyusuri sungai seperti yang di lakukan Riska.
Cilla menurut saja apa yang di perintahkan ibunya, walau dengan perasaan enggan. Tapi karena bayangan akan mendapatkan emas yang banyak, maka timbul lagi semangat untuk segera bertemu dengan seorang nenek tua yang di ceritakan oleh Riska.
Tibalah Cilla bertemu dengan paman yang sedang memandikan sapinya.
” Paman apa kau melihat ada sepotong baju milik ibuku yang hanyut di sungai ini ?” tanya Cilla dengan lagak yang tidak sopan.
” Aku tidak tahu ” jawab paman yang memandikan sapi itu dengan enggan. dia berpikir anak ini berwajah cantik tapi hatinya tidaklah secantik parasnya.
Mendengar jawaban yang tak bersahabat dari paman itu, Cilla berlalu meneruskan perjalanannya. Sampailah Cilla pada seorang paman yang sedang memandikan Kuda, kembali dia bertanya dengan sifat angkuhnya.
” Paman, apakah melihat sepotong baju yang hanyut di sungai ini ? “
” Aku tidak melihatnya” jawab paman yang memandikan kuda itu sambil terus memandikan kudanya.
Kembali Cilla melanjutkan perjalannya, dan dia merasa gembira demi di lihatnya seorang nenek yang sedang mencuci beras di tepi sungai sama persis yang di ceritakan oleh Riska kakaknya
” Ternyata benar juga yang di ceritakan kak Riska, ada seorang nenek yang sedang mencuci beras ” gumam Cilla dalam hati, di dekatinya sang nenek itu.
” Nek apakah melihat ada sepotong baju yang hanyut di sungai ini? ” tanyanya pada nenek itu
” Iya cu, tapi nenek simpan di rumah ” jawab nenek sambil mengamati wajah Cilla. “Hmmm mirip dengan Riska ” gumamnya dalam hati.
” Ayo cepatlah pulang ke rumah nek, dan ambil baju merah itu ” seru  Cilla dengan suara yang keras.
Tentu nenek itu terkejut dengan kekasaran Cilla, nenek itu lalu membandingkan dengan tindak tanduk Riska yang sopan dan penolong, sedangkan Cilla bertabiat kasar dan angkuh. Segera saja nenek mempercepat langkahnya untuk pulang ke rumah dan di ikuti Cilla di belakangnya.
Karena tak ingin Cilla berlama lama di rumahnya, nenek itu segera memberikan baju merah milik ibu Herlin pada Cilla, dengan harapan gadis itu cepat pergi dari rumahnya.
” Ini cu, baju yang tadi nenek ketemukan di sungai ” sambil memberikan baju pada Cilla.
Cilla celingak celinguk berharap nenek itu memberikan semangka seperti yang dia berikan pada Riska. Tapi sampai Cilla mau pulang nenek itu tak memberikan apa apa pada Cilla.
” Nek, kenapa kakakku di beri semangka sedang aku tidak ” tanya Cilla pada nenek itu.
” Oh  Riska yang kemaren ke sini itu kakakmu…? kenapa kalian berbeda sekali ” tanya nenek itu penuh keheranan.
” Tentu aku berbeda dengan kakakku, aku lebih cantik ” jawab Cilla penuh keangkuhan.
” Maksud nenek, Riska anak yang baik hati dan berbudi luhur ” kata nenek menjelaskan.
” Ah sudahlah, cepat beri aku semangka itu nek, kata kak Riska, nenek punya banyak semangka ” lanjut Cilla, memaksa nenek.
Nenek lalu masuk ke kamar dan tak lama kemudian keluar mebawa sebuah semangka yang lumayan besar dan di berikan pada Cilla. Tanpa berterima kasih dan berpamitan ,Cilla segera beranjak tuk pulang ke rumah. Nenek itu hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan Cilla.
Dan sampailah Cilla di rumahnya, bu Herlin sudah menunggu dengan harap harap cemas karena dia ingin segera melihat apakah Cilla berhasil mendapatkan semangka seperti Riska.  Begitu melihat Cilla, hati bu Herlin bukan main girangnya. cepat cepat  mereka masuk ke dapur agar segera dapat membuka semangka itu. Sedang Riska tak di perbolehkan ikut masuk ke dapur. Riska justru di suruh menunggu di luar rumah oleh ibunya.
Bu Herlin siap siap memotong semangka itu, tapi apa yang terjadi ? dari dalam semangka itu muncul banyak sekali ular yang kemudian menggigit mereka berdua. Bu Herlin dan Cilla berteriak kesakitan, dan munculah sebuah suara dari langit.
” Inilah balasan kalian atas ketamakkan dan juga perbuatan buruk kalian selama ini, sesungguhnya sang Pencipta menciptakan dunia dan seisinya ini untuk hidup saling berbagi, berdampingan, saling mengasihi dan berbuat baik satu sama lainnya, dan sekarang terimalah balasan setimpal ini “  setelah suara itu menghilang, bu Herlin dan Cilla menghembuskan nafasnya yang terakhir.  Ajaib  ular ular kemudian menghilang seiring menghilangnya suara dari langit tadi.
Riska akhirnya memberanikan diri masuk ke dapur karena di dengarnya jeritan ibu dan adiknya. Dia segera memeluk bu Herlin dan Cilla begitu tahu mereka telah meninggal dunia. Riska menangisi mereka berdua, bagaimanapun Riska sangat sayang pada ibu dan adiknya itu, walau mereka suka berlaku kasar padanya.
” Ibu, Cilla, dengan siapa aku kini hidup…? ” ratap Riska penuh pilu hati.
Tiba tiba berdiri di hadapannya nenek tua yang telah membantu menemukan baju ibunya sambil berkata.
” Tinggalah bersama nenek cucuku, cukup sudah penderitaanmu ini “  tangan nenek itu lembut membelai kepala Riska. Dan Riska mengangguk lembut lalu memeluk nenek dengan penuh rasa haru.
Memang benar, bahwa manusia itu hidup harus punya tenggang rasa terhadap saudara, teman dan semua tang ada di sekeliling kita. dan setiap perbuatan baik akan mendapatkan balasan yang baik pula, begitupun perbuatan buruk akan menuai keburukkan.
Demikian cerita tentang Bawang Merah dan Bawang Putih, semoga kita dapat mengambil manfaat dari cerita lama ini.
Nilai budaya yang dapat diambil adalah kesetiaan, keberanian, murah hati, rajin, kesabaran dan ketegaran
Nilai Positif: Seharusnya setiap manusia selalu sabar dalam menghadapi  berbagai macam situasi dan tetap selalu bersyukur pada Tuhan

PROSA 2
Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu
by Pendongeng on April 25, 2009
tangkuban perahu
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat Parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayungyang yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati.
Dayang Sumbi sangat cantik dan cerdas, banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Galau hati Dayang Sumbi melihat kekacauan yang bersumber dari dirinya. Atas permitaannya sendiri Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi pun menikahi Si Tumang dan dikaruniai bayi laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring selalu ditemani bermain oleh Si Tumang yang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan, gagah perkasa dan sakti.
Pada suatu hari Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya Si Tumang untuk mengejar babi betina yang bernama Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, Sangkuriang marah dan membunuh Si Tumang. Daging Si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah Si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka dan diusirlah Sangkuriang.
Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya, begitu juga sebaliknya. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya.
Dayang Sumbi pun berusaha menjelaskan kesalahpahaman hubungan mereka. Walau demikian, Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan mejadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.Description: http://afiliasi.dapurhosting.com/scripts/imp.php?aid=088&bid=91e93812
Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai unga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).
http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-usul-gunung-tangkuban-perahu.html
Nilai budaya yang dapat diambil adalah kesetiaan, keberanian, murah hati, kesabaran , ketegaran dan kejujuran
Nilai Positif: Seharusnya setiap orang harus selalu menepati janjinya dan harus selalu jujur dalam hal apapun